Sajak-Sajak Hujan

Rintik hujan yang menenangkan, larut bersama tetesan air mata yang masih tergenang
Tidur pun tak tenang
Gelisah menikam
teringat kau wanita idaman, yang sekarang jadi milik orang
kucoba melangkah meski terguyur hujan
Lalu, kupandang langit yang masih suram Terlihat wajahmu diantara awan-awan hitam
berlalu pergi tanpa membawa kenangan yang kusimpan

Terdengar detak hujan yang menghantam tanah
menjadi teman hatiku yang berdetak resah
juga menjadi irama yang menghibur jiwa

Namun, itu hanya sesaat
Benang-benang hujan mulai menipis
Langit hitam pun berhenti menangis
disitulah kulihat lagi wajahmu di atas lengkungan pelangi

memang kau seperti pelangi meski sesaat, tapi mampu membiarkan warnamu menghiasi hidupku yang kelabu







Kobaran Rindu


 puisi by: Muhammad Syams


Malam kelabu aku termenung membisu
Melalap angin yang bergemerincing merdu
Tubuh terpaku terbakar kobaran rindu

Kini sepi
Dalam hati hanyalah kapas putih
Yang beterbangan hingga kosong

Kepada malam yang kelam
Kepada bulan sabit yang terhimpit bintang-bintang
Temani aku saat hati mulai gersang

Kini ku berpijak merotasi ruang
Tanpa gravitasi ku melayang
Dihempas hamparan awan hitam

Gelisah menendang
Hati mulai usang terbakar kobaran rindu
Ketika kau pulang dari istana hatiku

Kan kukenang bayangmu dalam celah hati
Tempat dirimu ketika bersemayam
Tempat dirimu ketika terlelap dalam lamunan

Tukang Pijat Gadungan


Cerpen Komedi by: Muhammad Syams

Tak ada yang mampu mengalahkan keteguhan Jono, kecuali Mario Teguh. Hanya dialah pengangguran yang penuh kebahagiaan. Bayangkan, BBM naik. Pasti, semua barang-barang juga naik. Selain Jono pasti sudah bunuh diri nyebur kobokan ketika tak mampu membeli beras. Beda dengan Jono, dengan berpegangan pada pribahasa “Tak Ada Rotan Akar Pun Jadi” Meskipun tak ada beras, sekam padi milik tetangga pun dimakan dengan lahap.

            Jono terpaksa harus mencari kerja agar tubunya tak semakin kurus gara-gara keseringan makan sekam. Memang sulit bagi Jono untuk mencari kerja karena hanya lulusan TK. Ide berawal dari kesulitan. Dengan spontan Jono menemukan ide untuk menciptakan pekerjaan sendiri. Pekerjaan yang mulia, bermanfaat, dan sering dicari orang, yaitu tukang pijat.

            Tanpa keahlian memijat ia berani menulis promo pijat di atas kertas bekas nasi bungkus. Tangannya begitu lunglai menari di atas kertas. Dengan gaya goyang gergaji dan goyang itik, akhirnya selesai juga tulisan promo pijat untuk yang pertama kali. Betapa bahagianya Jono hingga berlinang air mata.

pegal –pegal, keseleo, nyeri punggung Jono Ahlinya.
            Langsung datang di Jl. Berlubang Gang 6 style.
            Diskon 100%  alias GRATIS untuk  pelanggan  terakhir.
            Jotos ( Jono Pasti Joss) Anda puas saya lemas. 

            Sepuluh kertas promo sudah terseber di penjuru desa. Semua ditempel di tempat yang strategis. Misal, WC umum, tiang listrik, dan beberapa pohon besar. Setelah selesai menempel, Jono bersantai di rumahnya yang reyot sambil menyeruput wedang brotowali. Di rumah idamannya yang lebih mirip kandang sapi, ia membayangkan banyak orang datang untuk menggunakan jasanya.

                                                            ***
            Penantian Jono sia-sia. 2 hari 2 malam tak ada orang satupun yang mendatangi rumahnya. Jono makin bingung, tapi di tengah kebingungannya dia mendapat ide cemerlang. Dia memutuskan keliling kampung untuk menawarkan jasanya. Berharap meraup pelanggan banyak dan memeroleh uang berlimpah.
            “Pijat, pijat...Pijat, pijat,  teriak  Jono dengan suaranya yang serak.

            “Pak, sini. Saya keseloe.”Seorang wanita memanggil Jono.

            Segera saja Jono menghampiri secepat kilat. Dengan gagahnya ia berjalan sambil mengeluarkan senjata andalannya yaitu minyak jelantah untuk mengurut.

            “Sudah pengalaman ya, Pak?”

            “Sudah. Kemarin Pak Lurah juga keseleoh.”

            “Pak Lurahnya sembuh, ya?”

            “Alhamdulilillah. Sekarang Pak Lurah lumpuh permanen.”Jono salah merangkai kata karena memang bibirnya tergeser 1 cm dari tempat asalnya.

            “Maaf, Pak. Nggak jadi. Tuh lihat! Sudah sembuh kan, saya,”tegas wanita tersebut sambil menggoyang-goyangkan kakinya. 

            “Kebetulan saya kan orangnya sakti, jadi belum dipijat pun sudah sembuh, jadi cukup 50 ribu saja.” Jono berusaha berbohong agar segera mendapat uang.

            Wanita tersebut memberikan uang 50 ribu kepada Jono, meski terpaksa. Wanita itu takut kena kutukan Jono, karena bertampang klenik banget atau dia takut lumpuh seperti yang dialami Pak RT.
Karena begitu bahagianya, Jono melakukan selebrasi jungkir balik seperti pemain sepak bola yang baru cetak gol. Sekarang, uang 50 ribu di tangannaya mampu mengkonspirasi perutnya yang sedang dalam masa paceklik.

Malam Minggu Mimin

Cerpen Komedi by: Muhammad Syams


Dengan langkah yang tak sempurna seperti curut kena tipes, Mimin berusaha sekuat tenaga pulang ke rumahnya. Tubuhnya linglung, seolah habis minum miras yang dioplos dengan spirtus. Dia baru pulang dari rumah kekasihnya, tapi alangkah terkejutnya ia melihat kekasihnya bermesraan dengan janda beranak dua. Tak kuat melihat kejadian yang jijik tapi menyenangkan itu, Mimin memutuskan hubungannya tanpa syarat. Tak heran, sepanjang jalan ia meneteskan air mata sambil bernyanyi lagu barat yang paling romantis yaitu One Thausand Town yang dipopulerkan Didi Kempot.

            Kesedihan Mimin makin mendalam setelah ditinggal 2 sahabatnya, yaitu Riko dan Rika. Riko adalah monyet piaraannya yang kena razia Satpol PP. Sedangkan Rika adalah kucingnya yang baru saja mati keracunan bensin. Sekarang Mimin kesepihan. Untuk menghibur hatinya, ia curhat dengan bonekanya yang lucu dan imut yaitu jelangkung. Meskipun dia tahu bonekanya tak mungkin bisa memberi solusi, tapi mulutnya seperti motor yang baru ganti oli, terus ngedumel nggak jelas.

            Tangis yang tak henti-henti membuat Mimin lapar. Memang malam minggu ini adalah malam yang sial baginya. Semua makanan di dapur kosong, sebiji nasi pun tak ada. Tak guna menunggu ibunya yang pergi arisan sendal jepit bersama warga. Pasti larut malam pulangnya. Terpaksa ia makan nasi aking bekas Riko, yang ada di tasnya.  Lumayanlah buat mengganjal perutnya.

            ***
        
    Uhuk...Uhuk..., Handphone Mimin berbunyi.

            “Hallo, Min. Gue pengen jelasin sesuatu. Itu tadi tante gue dan gue digoda,” jelas kekasih mimin.

            “ Kok kayaknya lho nafsu banget, tadi?”

            “Namanya rizki, ya sayang dong kalau ditolak. Eh, maksudnya tadi tak ada maksud...,” jawab kekasih mimin sedikit takut.

            “Tapi, enak kan?”

            “Enak sih. Upsss... maksud gue tadi itu cuma latihan buat persipan theater. Tante gue kebetulan berperan sebagai wanita penghibur. Please, Min. Berikan kesempatan kedua!”

            Belum sempat dapat jawaban dari Mimin, kekasihnya sudah kehabisan pulsa. Mimin makin kesel. HP-nya dibanting begitu kerasnya di atas kasur. Langsung ia menuju kamar mandi menyalahkan shower. Dia meniru adegan yang ada di sinetron-sinetron ketika hatinya kesal, pasti tubuhnya dibasahi dengan air dari shower. 

“Mimin...Jangan boros-boros. Ingat ya! biaya air sekarang makin mahal, naik  50 rupiah,” teriak ibunya Mimin yang baru saja pulang.

                                                                      ***

Kikuk...Kikuk..., Handphone Mimin berdering lagi.

            “Hallo, Min. Maaf ya gue tadi kehabisan pulsa. Jauh banget lagi konternya, harus nyebrang sungai segala. Gimana keputusannya?

            “Iya, deh. Gue kasih kesempatan lagi. Awas kalau nakal lagi, gue sunat lho!”

            Mimin jingkrak-jinggrak di kasur untuk mengungkapkan kebahagiannya. Karena terlalu bersemangat, kasurnya ambruk. Tubuh Mimin tersungkur dan kepalanya benjol, tapi dia tetap tersenyum. Ibunya melihat kejadian yang cukup tragis itu. Bukannya marah tapi ibunya malah ngakak sambil gulng-guling.
Diberdayakan oleh Blogger.